Ada
beberapa hal yang tak bisa kamu lakukan dengan pasanganmu. Joging sambil
hujan-hujanan misalnya. Kegiatan ini paling menyenangkan dilakukan bersama
teman.
Sore
itu tanpa ada rencana saya mengajak teman saya joging di Alun-alun kota. Ajakan
saya langsung diterima, tanpa cuci muka dan hanya menggunakan training dan
kaos, saya dan teman saya berangkat. beberapa detik keluar dari kosan, Jember
tiba-tiba mendung dan gerimis. Dengan muka manyun, dia bertanya,
Gimana?
Ya ayo, lanjut.
Oke
Kami
terjang gerimis sore itu, dengan semangat ingin menurunkan lemak dan memberi
pelajaran
pada badan karena akhir-akhir ini malas diajak olahraga. Aku sendiri memang
ingin sekali joging, melihat perut buncitku mulai sedikit manyun kedepan, pipi
sedikit ngembang, rasanya badan
kurang bergerak terlalu sering di manja.
Hal ini tak boleh dibiarkan.
Sesampainya
di alun-alun, hujan masih gerimis. Tanpa pemanasan terlebih dulu, kami
lari-lari kecil. Tak sampai satu putaran, hujan turun amat deras. Kami pun
berhenti, memikirkan apakah harus lanjut atau berhenti dan pulang ke kosan.
Kami melihat sekeliling. Alun-alun tak begitu ramai. Beberapa orang yang sedang
bermain sepak takrow sedang berteduh dibawah pohon besar, beberapa ada yang
berteduh di emperan pujasera alun-alun, dan sekelompok anak SD memilih
hujan-hujanan sambil main bola. Hanya
anak kecil yang hujan-hujanan.
Ini namanya hujan
deras,
Lalu?
Jadi gimana?
Ya lanjut, lima putaran
sambil hujan-hujanan.
Serius?
Mau bagaimana lagi? Kan
sudah niat mau joging.
Maka
joginglah kami sambil hujan-hujanan. Pada putaran pertama, kami jadi tontonan
orang-orang yang berteduh. Ada juga yang teriak-teriak menggoda. Sebernarnya
kami malu, tapi tak apalah toh kami tak akan jumpa lagi dan kami juga tak
kenal. Kami terus saja joging. putaran
kedua kami basah kuyup. Training panjang yang kupakai terasa berat karena
basah. Hujan tambah deras, tetesannya terasa sakit di kepala. Kacamata ku mulai
berembun, mataku mulai kabur. Tapi kami tetap joging.
Pada
putaran ketiga, kami mulai ngos-ngosan, Tubuh kami terasa gatal karena
kedinginan, rasanya ingin menyerah saja. lambat laun kami jadi berjalan pelan.
Tak kuat. Tapi tak berhenti.
Tiga putaran aja ta?
Jangan, kan udah
komitmen lima putaran apapun yang terjadi
Duh, begini kalau tubuh
tak pernah olahraga
Ini seperti skripsi,
cuy.
Kok tiba-tiba ke
skripsi?
Udah joging terus aja
apa kok?
Lihat, tiap putaran
ada-ada saja halangan, ada hujan, ada banyak orang yang memperhatikan karena
dianggap gila joging sambil hujan-hujanan, ada tubuh yang ngos-ngosan ingin
berhenti. Persis skripsi ada-ada aja alasan buat berhenti sejenak.
Hahahaha
Pada
putaran ke empat kami resmi tak joging, malah kami berjalan macam jalan sehat
sambil hujan-hujanan. Obrolan kami pun berlanjut,
Lihat cuy, kalau Tuhan
lihat, mungkin permasalahan-permasalahan yang kita temui yang dianggap berat
kayak skripsi, pasti seperti joging lima putaran.
Kok bisa?
Iya, mungkin di awal
terihat mudah, tapi ternyata enggak cuy, lima putaran itu susah. Padahal, kan
tinggal lari aja, atau kalau enggak ya jalan dong, yang penting jangan diam,
jangan berhenti.
Terus?
Ya kalau berhenti, gak
selesai-selesai.
Hahahaha, kamu terlalu
serius mikirin skripsi cuy,
Serius cuy, joging sore
ini memiliki arti.
Udah, yuk. Tinggal satu
putaran lagi nih,full joging yuk. Pantang jalan santai!
Pada
putaran kami yang terakhir, kami berdua diam membisu, khusyuk mendengarkan
suara hujan turun, suara derap sandal jepit, suara bising kendaraan.
Cuy, akhirnya lima
putaran!
Hahaha, ternyata lima
putaran itu susah yah,
Ah, begini toh rasanya
berjuang,
Jadi
begitulah kelebayan kami berdua sore itu: joging lima putaran alun-alun kota.
Misi kami tuntas, lunas dan kami berdua bahagia. Acara sore itu, kami tutup
dengan beli cilok dekat masjid kota sambil duduk di trotoar.
cuy, aku haus, hayuk
pulang. Kau mau ngapain setelah ini?
Ah, menghadap laptop
lagi cuy, perjuangan misi pertama masih belum tuntas!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar