Ada
kalanya tatapanmu itu sudah tak lagi berfungsi. Belum kulupa bagaimana tatapanmu
itu bisa membuatku merasa bahwa aku ada. Bahwa aku disini. Dan kamu
membutuhkanku. Ah, duduk dan ngopi dipinggir jalan. Melihatmu duduk bersila dan
minum kopi murah dari sebungkus kopi instan dengan gelas plastik. Semoga bukan
bekas air gelas mineral. Kau juga selalu menyalakan rokokmu, tapi tak pernah
mengarahkannya padaku (Nb: kau tak pernah
mau mengakuinya kalau sebenarnya kau tak ingin aku terkena asap rokokmu).
Kita duduk berdua, tertawa tentang hal-hal yang tak masuk akal. Tentang
monster, pesawat ufo, serangan zombie, kecoa dan hal-hal yang dulu membuatku
senyum-senyum sendiri. Dulu, duduk dan ngobrol bersamamu adalah hal paling
ditunggu. Karena aku tahu, menemuimu perlu ritual panjang. Namun sepertinya
hal-hal sepele itu tak lagi menarik.
Ada
kalanya sms dan telfon itu sudah tak lagi berguna. Sering kuingat bagaimana
hebohnya diriku saat seharian tak menerima sms mu. Tak mendapat telfonmu di
penghujung hari, aku bisa uring-uringan. Saat kuliah misalnya,
berkali-kali ku tengok handphone-ku,
berharap kamu menghubungiku. Walaupun hanya kata, Woi. Meski akhirnya sms mu itu sengaja tak kubalas, karena aku
menunggu kamu menelfonku. Ya, aku hobi sekali membuat mu khawatir. Ah, rasanya
menyenangkan. Jauh lebih menyenangkan dari mendapat hadiah. Namun, hal-hal menyenangkan
itu sudah terasa hambar.
Ada
kalanya pelukanmu sudah tak lagi terasa menenangkan.
Dan
pada saat itu, kita akhirnya memilih berpisah.
Memilih
jalannya masing-masing.
Memilih
lagi pasangan yang bisa berkompromi dengan diri.
Saling
merelakan.
Melakukan
proses hubungan yang melelahkan itu lagi.
Kemudian
aku berubah menjadi perempuan yang tak kusukai. Seperti yang pernah kukatakan
padamu: mengalaykan sesuatu untuk
mendapatkan perhatian.
(kau tahu, denganmu aku
tak pernah menjadi sosok perempuan itu)
Saat
ini, Aku sering berfikir, setiap hubungan selalu mempunyai masanya
sendiri-sendiri.
Saling
jenuh, bertengkar hal-hal sepele dan merasa tak berguna dengan pasangan
masing-masing. Bersiaplah. Karena kita tak pernah tahu apa yang akan
terjadi nanti.
Maka,
Nikmatilah
setiap momen,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar