Saya tak
tahu teman macam apa saya ini. Bayangkan, setiap kamu berulang tahun saya sama
sekali tak pernah memberikan kado yang pantas. Buru-buru yang pantas, kasih aja
enggak. Mungkin kamu bosan mendengarnya. Alasan yang saya berikan terlalu
klise. Setiap tahun, setiap mendekati hari ulang tahun mu. saya selalu
memikirkan kado macam apa yang cocok untukmu. Terlalu banyak hal yang ada di
dalam pikiran saya sehingga hadiah hanya berupa angan.
Saya yakin,
keluargamu telah memberikan hadiah yang lebih dari cukup. Belum lagi
teman-temanmu yang lain, hadiah macam kue tart plus kejutan-kejutannya tentu saja sudah menghiasi wajahmu hari
ini. profil picture-mu di salah satu
aplikasi komunikasi modern sudah menjelaskannya.
Apa yang
bisa saya berikan pada ulang tahunmu kali ini? saya benar-benar tidak tahu.
saya terlalu banyak janji. Yang berakhir di tempat sampah karena selalu tak
jadi. Saya tak punya apa-apa. Saya bukan sahabat best ever. Kita hanyalah dua
orang yang tidak sengaja bertemu. Kita hanyalah dua orang yang terkadang
memiliki pemikiran, pemahaman yang sama dalam beberapa hal dalam menyikapi
suatu yang tak rumit namun terkesan dirumit-rumitkan.
Lalu, bagaimana
dengan Doa? Ah, sekali lagi orangtuamu lebih hebat dalam hal ini. mereka
mempunyai doa yang sangat tulus untukmu. Doa dari orang-orang yang mencintaimu
tentu sudah lebih dari cukup untuk membuat salah satu impian besarmu terwujud.
doa yang saya berikan terlalu murah. Tak sebanding. Saya juga bukan nabi, yang
dengan sekali ucap permohanan dapat dikabulkan. Saya hanya manusia angkuh dan
sombong. Tak sempurna. Jadi mohon, jangan meminta saya untuk mendoakanmu.
Karena saya
tahu, saya tak mampu memberikan apa-apa padamu. Di hari ulang tahunmu ini,
Ijinkan saya, meminta sesuatu: berusahalah mewujudkan doa-doa yang mereka
ucapkan padamu. Buatlah doa-doa yang mereka panjatkan terkabul. Berusahalah.
Kamu sudah umur 21 tahun. Tentu bukan angka yang sedikit lagi. Mengingat
semakin dekat juga dirimu dengan tanah. Ulang tahun bukan sesuatu yang patut
dibanggakan, sayang. Dengan umurmu yang semakin menipis berusahalah membuat
doa-doa itu terkabul. Karena kamu sendiri yang menjalankan hidupmu. Bukan
orangtuamu, bukan temanmu, pacar, apalagi saya.
Saat kamu
merasa sendiri dan terpuruk, ingatlah, kamu bisa sesekali mempergunakan saya.
Yah, setidaknya saya bisa berguna untuk orang lain. Peh, saya tidak melulu
dibelakangmu, didepan atau disampingmu. Maka, jika kamu membutuhkan saya kamu
hanya perlu katakan, “cuk, nang ndi koen?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar