Rabu, 03 September 2014

Kata keong,

“sekarang jam berapa?” tanyamu. Kamu merapikan kartu UNO yang memiliki gambar doraemon. UNO kawe, ejekmu. Entah, akhir-akhir ini kita sering bermain kartu ini.
“jam 2 pagi” jawabku.
“ah, yuk ngopi.. “
“yuk..”  jawabku ringkih. Padahal kantuk sudah menebal di pelepuk mata. Tapi entah, kenapa aku masih mau menemani mu. aku tahu, malam ini kamu minta ditemani ngobrol. Lagi.

Malam itu, motor milikmu sudah mogok karena kehabisan bensin. Dan motorku sedang ada di kos. Haha, ngopi batal, pikirku. Tapi kamu seperti biasa, kalau sudah ingin, Pasti ngotot. Alhasil, aku menemanimu beli bensin. jarak memang tidak terlalu jauh. Tapi karena malam sudah terlalu pagi, dan jalan sudah pasti sepi. aku tidak enak hati untuk membiarkan kamu beli bensin sendiri.

Pagi itu jam setengah 3 pagi. Jalan lenggang. Dan udara amat dingin. Kurapatkan jaketku. Kamu, tidak pakai jaket. Aku bertanya, apa kamu tidak kedinginan? (Padahal kamu yang jadi sopir) Kamu malah senyam-senyum sediri. Dan berkata, “aku rangers”.
“sombong” tukasku. Aku penasaran, sebenarnya manusia macam apa kamu?

kami tiba di asteoroid 286. Sebenarnya kamu ingin pergi ke asteoroid 568. Tapi aku takut. Kamu juga. Penjaga tentu tidak membiarkan kita masuk. Terlalu malam. Juga terlalu pagi.
Disitu, Kamu mentraktir aku makan bakso dan aku mentraktir kamu minum kopi. Kemudian kita mengobrol sampai pagi. Dengan lantangnya kamu mengatakan kalau tidak mungkin ngantuk karena disini terlalu ramai. Tentu saja, wong lokasinya dekat pasar. tapi, setengah jam kemudian kamu mengeluh minta pulang. Ngantuk.

Dasar.

Pukul 5 kita sampai kos. Kamu tidak sempat cuci muka, cuci kaki. dan langsung terkapar melihat bantal.
Ckck,
***

Keong, terimakasih telah menemani aku minum kopi tengah malam, tengah pagi, tengah siang, tengah jenuh, tengah senang, tengah tewas karena urusan rumit yang sebenarnya tidak rumit, tapi dirumit-rumitkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar